Idaman Cinta

Idaman Cinta
Rumah tangga idaman muslim, selain memberikan ketenteraman atau sakinah, juga penuh dengan rasa cinta alias mawaddah. Perasaan cinta adalah fitrah antara laki-laki dan perempuan. Allah mengistilahkan sebagai sebuah‘kecenderungan’ untuk saling tertarik, dan kemudian tenteram karenanya.Cinta memang cenderung bermakna fisikal.

Karena itu, Rasulullah mewanti-wanti agar suami atau istri selalu menjaga penampilannya di hadapan pasangannya. Bukan hanya ketika ada orang lain. Tetapi ketika di rumah.
Jadi menjaga penampilan sangatlah perlu dan dianjurkan di dalam Islam. Karena itu, agama Islam sangat memperhatikan soal kebersihan, kerapian dan kesucian. Bahkan setiap hari 5 kali kita diperintahkan untuk membersihkan dan mensucikan diri, lewat aktivitas wudhu dan shalat wajib.Nah, Islam sangat menganjurkan agar kita memupuk rasa cinta itu. Rasa kesenangan dan kebahagiaan yang dipengaruhi oleh faktor fisik. Termasuk hal-hal yang berkait dengan penampilan, kebersihan, kelembutan ucapan, dan kepuasan hubungan biologis.
Salah satu tujuan perkawinan memang adalah menyalurkan hasrat cinta. Sebuah hal yang menjadi fitrah manusia. Sehingga Rasulullah bersabda:
Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu kawin, maka kawinlah, karena kawin dapat menjaga mata dan kemaluanmu (dari berbuat zina.)
Ini sangat manusiawi. Apalagi pada anak-anak muda yang sedang dalam dorongan libido sangat tinggi. Perkawinan digunakan untuk menyalurkan hasrat secara lebih mulia dan terhormat. Bisa menghindarkan dari perbuatan zina yang merusak budaya dan kesehatan masyarakat.Karena itu, Rasulullah menasehati kita agar benar-benar menjaga kehamonisan. Dimulai dari bertutur kata yang halus. Bersikap lembut. Bahkan selalu menampakkan pandangan mesra kepada istri atau suami.
Sebab, tutur kata dan sikap yang kasar akan menyakitkan hati. Dan ini akan sangat berpengaruh pada hubungan selanjutnya yang lebih intim. Bisa menyebabkan tidak 'mood' pada saat bermesraan. Dan muncul ganjalan hati.
Rasulullah selain berpenampilan bersih dan harum, selalu berkata lemah lembut kepada istrinya. Bahkan suka menggunakan panggilan-panggilan kesayangan kepada istrinya. Misalnya, beliau menyebut Siti Aisyah dengan Humairah, ‘Yang Bersemu Merah’.
Itu adalah bumbu kemesraan, yang akan terus menjadikan cinta tetap membara dalam rumah tangga kita. Memunculkan kemesraan dan kerinduan sepanjang waktu. Sehingga beliau bersabda begini untuk umatnya:
Hanya lelaki yang mulia yang berlaku lemah lembut kepada istrinya. Sebaliknya hanya lelaki yang hina yang suka bersikap kasar kepada istrinya.
Bahkan dalam hal bermesraan dengan istri beliau memberi nasehat begini:
Apabila salah seorang di antaramu menggauli istrinya; maka hendaklah ia melakukan dengan tulus. Dan jika ia telah mencapai hajatnya (orgasme) sebelum istrinya mencapai (orgasme) hendaklah dia bersabar sampai istrinya menyelesaikan pula.
Begitulah Rasulullah mengajarkan sikap penuh cinta dan saling memperhatikan pasangannya. Bukan hanya kepentingan dirinya sendiri. Insya, Allah dengan cara ini, kita bisa menjaga rumah tangga kita sebagai surga dunia. Rumah tangga yang mawaddah, penuh cinta membara.
Selain itu, jangan ragu-ragu untuk selalu memberikan yang terbaik buat suami atau istri. Berikanlah apa yang paling disukainya. Karena, itu semua akan menenteramkan dan membahagiakannya.
Jangan ragu-ragu untuk memberikan cinta terbaik yang kita miliki, kepadanya. Ia adalah milik kita. Dan kita adalah miliknya. Sehingga Allah berfirman kepada kita di dalam Al-Qur’an untuk menghilangkan keraguan itu.
QS. Al Baqarah (2): 223
Isteri-isterimu adalah sawah ladang bagimu, maka datangilah sawah ladangmu itu sesukamu. Dan lakukanlah (yang terbaik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.

Laki-laki lebih mementingkan tercapainya orgasme, sedangkan perempuan lebih kepada perasaan disayangi dan dicintai. Karena itu, seorang perempuan bisa merasakan kepuasan, meski tidak mencapai orgasme seperti lelaki. Walaupun, jika ia mencapai orgasme akan lebih komplet kebahagiaannya.
Perasaan diperhatikan dan disayangi suami, dan sekaligus bisa melayani atau membahagiakan suami, seringkali lebih dominan dalam mendorong kepuasan seorang istri. Akan tetapi, pada seorang lelaki, orgasme merupakan kepuasan puncaknya. Jika tidak tercapai bisa ‘sakit kepala’.
Karena itu Rasulullah mengingatkan kepada para istri untuk memahami hal ini. Jangan sampai ketika dibutuhkan oleh suami, tidak mau melayani. Meskipun dengan alasan sedang berpuasa atau ibadah.
Rasulullah bersabda demikian:
Satu hari pun seorang istri tidak boleh berpuasa tanpa ijin dari suaminya, jika suaminya sedang berada di rumah. Kecuali pada bulan Ramadan.
[HR. Ahmad Bukhari & Muslim]
Demikian pentingnya kepuasan seorang suami atas istrinya, sehingga mengalahkan puasa sunnah. Dan Allah mencurahkan ridhaNya atas seorang istri yang taat kepada suami demi kebahagiaan rumah tangganya. Keluarga yang mawaddah, yang penuh cinta membara
Share this product :

Posting Komentar

pengusaha cinta

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Pengusaha Cinta | Forum Jual Beli Bisnis Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger